Wahai para Hamba Kreatif, semoga hari ini kalian sehat-sehat saja. Baik raga, pikiran, dan kreatifitas. Pada kesempatan kali ini Tuan ingin sharing dan berbagi ilmu mengenai salah satu cabang dalam seni rupa, yaitu Seni Keramik.
Bagi kebanyakan manusia-manusia biasa yang berkeliaran di Nusantara, ketika mendengar kata "keramik" maka yang terlintas di pikiran adalah keramik yang ada pada lantai teras, lantai ruang tamu, kamar tidur,hingga yang terdapat pada toilet. Padahal, kata "keramik" memiliki pengertian yang lebih luas daripada itu.
Definisi Keramik
Kata "keramik" jika kita menilik pada KBBI maka berarti tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain; barang tembikar (porselen). Definisi keramik juga dijelaskan oleh beberapa pendapat lain, diantaranya :
Menurut Bernart S Myers (Dictionary of Art), Kata Keramik yang kita kenal sekarang berasal dari bahasa Yunani Kuno "Keramos" yang memiliki arti "tanah liat".
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Mils J.F.M. yang menyebutkan bahwa keramik berasal dari bahasa Greek "Keramikos" yang berarti benda yang dibuat dari tanah liat.
Beberapa defini diatas bila kita gabungkan maka dapat disimpulkan bahwa "Keramik" adalah suatu benda yang berbahan dasar tanah liat yang mengeras setelah melalui proses pembakaran hingga mencapai suhu tertentu. Jadi, sekarang kalian mengetahui bahwa tidak hanya lantai saja yang disebut keramik, melainkan segala macam benda tanah liat yang telah mengeras melalui proses pembakaran.
Seni Keramik
Setelah mengetahui pendefinisian dari kata keramik, kalian bisa lebih mudah mengerti apa itu seni keramik. Seni keramik adalah suatu bentuk seni rupa yang mengolah material keramik (tanah liat, clay) menjadi benda keramik. Seni keramik memiliki runtutan proses pengerjaan yang cukup panjang. Mulai dari proses pengolahan tanah, proses pembentukan, pengeringan, hingga pada akhirnya sampai pada proses pembakaran biskuit dan pembakaran akhir.
Pengolahan Tanah
Tanah liat yang akan digunakan membuat keramik sangat tuan anjurkan untuk diolah terlebih dahulu. Alasannya adalah tanah liat yang kalian ambil dari alam sudah dapat dipastikan mengandung kotoran-kotoran ataupun grill (benda kecil yang keras).
Tanah liat sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu dari kotoran dan grill tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual ataupun menggunakan mesin. Pengolahan tanah liat dengan cara manual menggunakan alat bantu penumbuk dan saringan, sedangkan apabila menggunakan mesin dapat menggunakan alat ballmill atau mesin ekstruder.
Pengolahan tanah liat dengan cara manual dibagi menjadi dua jenis cara, yaitu cara kering dan cara kering. Detail dari setiap cara bakal tuan posting di kesempatan berikutnya.
Setelah tanah liat dipisahkan dari kotoran, tahap selanjutnya adalah melakukan proses pengulian. Proses ini cukup penting agar tanah liat yang akan digunakan menciptakan karya seni keramik menjadi homogen dan tidak memiliki gelembung udara didalam tanah. Apabila tanah terdapat gelembung udara didalamnya, akan beresiko untuk retak atau bahkan pecah saat proses pengeringan dan pembakaran.
Pembentukan Bodi
Karya keramik dapat dibentuk menggunakan beberapa teknik. Teknik pembentukan keramik yaitu teknik pijat (pinch), teknik pilin (coil), teknik lempeng (slab) dan teknik cetak (casting)
Proses Pengeringan
Tanah liat yang sudah selesai dibentuk harus melalui proses pengeringan dulu sebelum dibakar. Proses pengeringan bertujuan agar benda yang akan melalui proses pembakaran memiliki kandungan air yang sangat sedikit (kering). Proses pengeringan hendaknya dilakukan didalam ruangan atau tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, untuk menghindari keretakan pada benda. Proses pengeringan idealnya adalah 5-7 hari. semakin kecil benda yang hendak dibakar, maka semakin cepat pula proses pengeringannya.
Proses Pembakaran (firing)
Penciptaan karya seni keramik, harus melalui proses pembakaran. Inilah syarat utama dalam penciptaan karya keramik. Proses pembakaran dilakukan didalam tungku pembakaran keramik. Untuk macam-macam jenis tungku keramik akan tuan share di postingan berikutnya.
Ada dua jenis pembakaran keramik. Pembakaran yang pertama disebut pembakaran biskuit, dan ada pula pembakaran setelah pembakaran biskuit yang disebut pembakaran tinggi/pembakaran glasir
Proses pembakaran biskuit harus dilakukan secara perlahan. Setelah benda tanah liat disusun pada tungku, Barulah api dinyalakan. pembakaran diawali dengan pre-heating, dimulai dari suhu ruangan (28○C-31○C) menuju suhu 200○C. Untuk menghindari resiko pecah, sebaiknya peningkatan suhu dalam tungku tidak lebih dari 15○C/10menit. Setelah suhu mencapai 200○C, cukup aman untuk meningkatkan suhunya menuju suhu kematangan benda keramik.
Kematangan keramik tergantung dengan material tanah liat yang digunakan. Secara umum, ada tiga jenis tanah liat, yaitu earthenware, stoneware, dan porcelain
Tanah liat jenis pertama adalah tanah liat earthenware. tanah liat jenis ini memiliki suhu bakar rendah sekitar 700○C sampai 900○C.
Setingkat diatasnya adalah tanah liat stoneware. tanah liat jenis ini memiliki suhu bakar rendah sekitar 1000○C sampai 1250○C.
Pada tingkatan tertinggi adalah tanah liat porcelain. tanah liat jenis ini memiliki suhu bakar rendah sekitar 1350○C sampai 1400○C.
Idealnya, proses pembakaran keramik biskuit ditempuh dalam waktu 5-7 jam pembakaran. kita bisa memperkirakan berapa kenaikan suhu maksimal yang kita kehendaki /10menit. Apabila kita ingin mencapai suhu 800○C hingga 900○C, maka kita membutuhkan waktu : (900○C-200○C)/300menit =2.34○C/menit= 23○C/10menit.
Setelah dihitung, hamba kreatif sudah memiliki gambaran berapa besar peningkatan suhu per 10 menit sehingga menuju waktu bakar atau suhu bakar yang targetkan.
Berbeda dengan pembakaran glasir, biasanya pembakaran glasir menggunakan tempo yang lebih cepat. Durasi pembakaran glasir sekitar 4jam hingga 6jam untuk mencapai suhu kematangan glasir.
Tuan lelah, tuan ambil minum dulu. Sekian kata-kata tuan untuk postingan kali ini. Apabila kalian tidak menemukan apa yang kalian cari, silahkan komen dibawah agar tuan bisa memberi tahu kalian lebih banyak lagi. Sayonara Bye
Bagi kebanyakan manusia-manusia biasa yang berkeliaran di Nusantara, ketika mendengar kata "keramik" maka yang terlintas di pikiran adalah keramik yang ada pada lantai teras, lantai ruang tamu, kamar tidur,hingga yang terdapat pada toilet. Padahal, kata "keramik" memiliki pengertian yang lebih luas daripada itu.
Kata Kunci :
Definisi Seni Keramik | Pengertian Seni Keramik | Seni Rupa Keramik | Proses Pembuatan Seni Keramik |
Definisi Keramik
Kata "keramik" jika kita menilik pada KBBI maka berarti tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain; barang tembikar (porselen). Definisi keramik juga dijelaskan oleh beberapa pendapat lain, diantaranya :
Menurut Bernart S Myers (Dictionary of Art), Kata Keramik yang kita kenal sekarang berasal dari bahasa Yunani Kuno "Keramos" yang memiliki arti "tanah liat".
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Mils J.F.M. yang menyebutkan bahwa keramik berasal dari bahasa Greek "Keramikos" yang berarti benda yang dibuat dari tanah liat.
Beberapa defini diatas bila kita gabungkan maka dapat disimpulkan bahwa "Keramik" adalah suatu benda yang berbahan dasar tanah liat yang mengeras setelah melalui proses pembakaran hingga mencapai suhu tertentu. Jadi, sekarang kalian mengetahui bahwa tidak hanya lantai saja yang disebut keramik, melainkan segala macam benda tanah liat yang telah mengeras melalui proses pembakaran.
Seni Keramik
Setelah mengetahui pendefinisian dari kata keramik, kalian bisa lebih mudah mengerti apa itu seni keramik. Seni keramik adalah suatu bentuk seni rupa yang mengolah material keramik (tanah liat, clay) menjadi benda keramik. Seni keramik memiliki runtutan proses pengerjaan yang cukup panjang. Mulai dari proses pengolahan tanah, proses pembentukan, pengeringan, hingga pada akhirnya sampai pada proses pembakaran biskuit dan pembakaran akhir.
Pengolahan Tanah
Tanah liat yang akan digunakan membuat keramik sangat tuan anjurkan untuk diolah terlebih dahulu. Alasannya adalah tanah liat yang kalian ambil dari alam sudah dapat dipastikan mengandung kotoran-kotoran ataupun grill (benda kecil yang keras).
Tanah liat sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu dari kotoran dan grill tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual ataupun menggunakan mesin. Pengolahan tanah liat dengan cara manual menggunakan alat bantu penumbuk dan saringan, sedangkan apabila menggunakan mesin dapat menggunakan alat ballmill atau mesin ekstruder.
Pengolahan tanah liat dengan cara manual dibagi menjadi dua jenis cara, yaitu cara kering dan cara kering. Detail dari setiap cara bakal tuan posting di kesempatan berikutnya.
Setelah tanah liat dipisahkan dari kotoran, tahap selanjutnya adalah melakukan proses pengulian. Proses ini cukup penting agar tanah liat yang akan digunakan menciptakan karya seni keramik menjadi homogen dan tidak memiliki gelembung udara didalam tanah. Apabila tanah terdapat gelembung udara didalamnya, akan beresiko untuk retak atau bahkan pecah saat proses pengeringan dan pembakaran.
Pembentukan Bodi
Karya keramik dapat dibentuk menggunakan beberapa teknik. Teknik pembentukan keramik yaitu teknik pijat (pinch), teknik pilin (coil), teknik lempeng (slab) dan teknik cetak (casting)
Proses Pengeringan
Tanah liat yang sudah selesai dibentuk harus melalui proses pengeringan dulu sebelum dibakar. Proses pengeringan bertujuan agar benda yang akan melalui proses pembakaran memiliki kandungan air yang sangat sedikit (kering). Proses pengeringan hendaknya dilakukan didalam ruangan atau tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, untuk menghindari keretakan pada benda. Proses pengeringan idealnya adalah 5-7 hari. semakin kecil benda yang hendak dibakar, maka semakin cepat pula proses pengeringannya.
Catatan : Pada proses pengeringan, benda tanah liat akan mengalami penyusutan ukuran.untuk mengetahui apakah benda yang akan dibakar sudah cukup kering, Hamba Kreatif bisa menaruh benda keramik didalam wadah plastik atau kaca untuk 3-5 jam. apabila benda sudah benar-benar kering, maka badan plastik atau kaca tidak ditemui uap air yang menempel.
Proses Pembakaran (firing)
Penciptaan karya seni keramik, harus melalui proses pembakaran. Inilah syarat utama dalam penciptaan karya keramik. Proses pembakaran dilakukan didalam tungku pembakaran keramik. Untuk macam-macam jenis tungku keramik akan tuan share di postingan berikutnya.
Ada dua jenis pembakaran keramik. Pembakaran yang pertama disebut pembakaran biskuit, dan ada pula pembakaran setelah pembakaran biskuit yang disebut pembakaran tinggi/pembakaran glasir
Proses pembakaran biskuit harus dilakukan secara perlahan. Setelah benda tanah liat disusun pada tungku, Barulah api dinyalakan. pembakaran diawali dengan pre-heating, dimulai dari suhu ruangan (28○C-31○C) menuju suhu 200○C. Untuk menghindari resiko pecah, sebaiknya peningkatan suhu dalam tungku tidak lebih dari 15○C/10menit. Setelah suhu mencapai 200○C, cukup aman untuk meningkatkan suhunya menuju suhu kematangan benda keramik.
Kematangan keramik tergantung dengan material tanah liat yang digunakan. Secara umum, ada tiga jenis tanah liat, yaitu earthenware, stoneware, dan porcelain
Tanah liat jenis pertama adalah tanah liat earthenware. tanah liat jenis ini memiliki suhu bakar rendah sekitar 700○C sampai 900○C.
Setingkat diatasnya adalah tanah liat stoneware. tanah liat jenis ini memiliki suhu bakar rendah sekitar 1000○C sampai 1250○C.
Pada tingkatan tertinggi adalah tanah liat porcelain. tanah liat jenis ini memiliki suhu bakar rendah sekitar 1350○C sampai 1400○C.
Catatan : Semakin tinggi suhu bakarnya, maka semakin kecil daya resap airnya. semakin ringan pula benda keramiknya, dan semakin tinggi kualitas keramiknya
Idealnya, proses pembakaran keramik biskuit ditempuh dalam waktu 5-7 jam pembakaran. kita bisa memperkirakan berapa kenaikan suhu maksimal yang kita kehendaki /10menit. Apabila kita ingin mencapai suhu 800○C hingga 900○C, maka kita membutuhkan waktu : (900○C-200○C)/300menit =2.34○C/menit= 23○C/10menit.
Setelah dihitung, hamba kreatif sudah memiliki gambaran berapa besar peningkatan suhu per 10 menit sehingga menuju waktu bakar atau suhu bakar yang targetkan.
Admiral A Abdillah & Artikasari, "Golem-golem-pun Membatik" Earthenware Mix Media 2015 |
Tips : apabila sudah mencapai target suhu yang dikehendaki, tahanlah suhu tersebut hingga 30menit hingga 60menit. untuk memastikan suhu didalam tungku telah merata
Berbeda dengan pembakaran glasir, biasanya pembakaran glasir menggunakan tempo yang lebih cepat. Durasi pembakaran glasir sekitar 4jam hingga 6jam untuk mencapai suhu kematangan glasir.
Tuan lelah, tuan ambil minum dulu. Sekian kata-kata tuan untuk postingan kali ini. Apabila kalian tidak menemukan apa yang kalian cari, silahkan komen dibawah agar tuan bisa memberi tahu kalian lebih banyak lagi. Sayonara Bye
Komentar
Posting Komentar